Kebahagiaan yang Sesungguhnya?
Setiap manusia pasti
menginginkan sebuah kebahagiaan, siapa sih yang tidak menginginkan kebahagiaan
selama hidupnya? Adakah? Rasanya tidak mungkin. Bahkan orang yang melakukan
kejahatan saja bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan.. ya walaupun hanya buntuk
dirinya sendiri. Karena pada dasarnya salah satu tujuan manusia hidup didunia
adalah mendapatkan kebahagiaan yang sejati.
Seperti sebuah kutipan yang saya baca dalam buku Psikologi “Positif: Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan” karya Iman Setiadi Arif mengutip bahwa
“I believe that the very purpose of our life is to seek happiness . that is clear. Whether one believes in religion or not, whether one believes in this religion or that religion, we all are seeking something better in life. So, i think, the very motion of our life is towards happiness...”
Dalai Lama (Lama, D., & Cutler, H. (2009). The art of happiness in a troubled).
Jadi... beberapa minggu yang lalu saya dan teman saya berdiskusi tentang apa sih arti yang sebenarnya dari “kebahagiaan” itu sendiri. Pada awalnya saya hanya bertanya kepada teman-teman saya, untuk memulai sebuah topik pembicaraan.
“Apa kalian mempunyai
pertanyaan yang kedengarannya mudah, tetapi jawabanya rumit”? tanya ku.
Salah satu dari mereka membalas
dengan sebuah pertanyaan, “Apa arti dari kebahagiaan yang sebenarnya?”
Sebuah pertanyaan yang sangat
sederhana dan siapapun pasti bisa menjawab, tetapi pertanyaan tersebut
mengandung arti yang banyak. Karena mengandung arti yang sangat banyak, oleh
karena itu sulit untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya.
Hmmm menurut saya kebahagiaan
itu sebuah rasa yang ada dalam diri manusia, dimana manusia selalu menerima
sesuatu yang terjadi pada dirinya. Contohnya didalam sebuah kompetisi pasti
selalu ada yang namanya menang dan kalah. Semisal dalam kompetisi itu si A
menjadi sang juara 1, tetapi dia tidak menikmati atau tidak menerima hasilnya (tidak
bersyukur) karena dia merasa usaha dia masih kurang dll, pasti dia akan terlihat
tidak bahagia. Sedangkan si B mendapat juara 3 saja bahagianya minta ampun,
kenapa? Karena si B lebih puas dengan hasil yang dia dapatkan, karena si B
lebih menerima apa yang terjadi dalam dirinya.
Tetapi pendapat saya masih
belum bisa di sebut “arti” yang sebenarnya. Pendapat saya hanya sebuah asumsi
yang dilihat dari sudut pandang saya sendiri, dan saya seperti sedang merekayasa
sebuah kebahagiaan. Saya tidak benar-benar tau apa arti dari kebahagiaan yang
sebenarnya.Menurut Mark Manson dalam
bukunya yang berjudul “Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat” bahwa ada sebuah
premis dan asumsi yang mendasari pikiran kita terhadap sebuah kebahagiaan,
premis tersebut adalah “kebahagiaan itu bersifat algoritmik, bisa diutak-atik
dan diperoleh dan di capai”.
Jadi? Pada dasarnya siapapun dapat
merekayasa kebahagiaannya masing masing. hahaha
Mohon maaf jika ada kesalahan, apapun itu... Namanya juga idup ya kan? masih perlu banyak belajar hehehe
Komentar
Posting Komentar